Sitem Pengawasan | FISIPOL
Halo teman-teman, apa kabar semoga kita semua tetap sehat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, disini saya akan membagikan makalah saya tentang sistem pengawasan, makalah ini merupakan tugas yang diberikan dosen kepada saya sebagai pengganti MID dalam mata kuliah Sistem Pengawasan pada semester V Jurusan Ilmu Administrasi Negara fakultas Fisipol di Universitas Tomakaka, semoga bermanfaat buat teman-teman yang mencari artikel ataupun makalah tentang sistem pengawasan di internet
“SISTEM PENGAWASAN”
PENGGANTI MID
DISUSUN OLEH :
PIO MALTIR
UNIVERSITAS
TOMAKAKA KAMPUS III TOPOYO
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN
ADMINISTRASI NEGARA
T.A 2020\2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengawasan
merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki
arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan
dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan
menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe
pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary
control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control),
Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan juga
diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Suatu
Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses
pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi
kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada
alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan
yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
Seperti hanya pada mobil,anda menekan gas,maka mobil anda akan berjalan lebih cepat.Putarlah setir anta maka mobil akan berganti arah.tekan pedal rem,maka mobil pun akan segera berhenti atau melaju secara perlahan. Dengan segala perangkat ini,anda mengendalikan arah dan kecepatan: jika beberapa diantaranya tidak berfungsi, mobil tidak akan melakukan apa yang anda inginkan. Dengan kata lain,mobil tersebut berada diluar kendali. Sebuah Organisasi juga harus dikendalikan; yaitu perangkat harus berda pada tempatnya untuk memastikan bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai.Akan tetapi pengendalian organisasi lebuh rumit daripada menegemudikan sebuah mobil.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DASAR - DASAR
PENGAWASAN
Kasus-kasus yang
sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu
penugasan, tidak ditepatinya waktu penyeslesaian (deadline),suatu anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Ada banyak
sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara lain evaluating,
appraising, atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak digunakan karena
lebih mengadung konotasi yang mencakup penetapan standar,pengukuran
kegiatan,dan pengambilan tindakan korektif.
B.
PENGERTIAN
PENGAWASAN
Pengawasan bisa
didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk
membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut
dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa
sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam
mencapai tujuan.
George R. Tery
(2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu,
menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam
Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas
yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan
tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro
(1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha
memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo
(dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah
keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang
atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.Siagian (1990:107) menyebutkan
bahwa yang dimaksud
C. SYARAT-SYARAT PENGAWASAN
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan
kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap
penyimpangan yang terjadi
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke
depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan
sesuai dengan standar.
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola
organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan
atau koreksi.
D. PENTINGNYA
PENGAWASAN
Suatu organisasi akan
berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang
berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah
dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap
organisasi. Ada beberapa alas an mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
- Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku
baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
- Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahanBila para
bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan.Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan.Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer
mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri
tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah bawahan
telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem penga-wasan.
E. JENIS-JENIS PENGAWASAN
1. Pengawasan
Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan
oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara
pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau
pengawasan yang dilakukan secara rutin. Contohnya : Kepala Sekolah mensupervisi
guru ketika mengajar di kelas.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi.Contohnya
: Pengawas Sekolah mensupervisi guru ketika mengajar di sebuah sekolah,
Pengawas UN mengawasi Peserta Didik yang
edang ujian di sebuah sekolah.
2.
Pengawasan Preventif dan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai,
“pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya,
pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan
negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan
preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi
lebih awal. Contohnya : Yayasan memonitori/ mendampingi dna mengevaluasi
penggunaan anggaran sekolah binaannya.
3.
Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan
yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.”Contohnya : Mandor
mengawasi Buruhnya ketika bekerja.
BAB III
Kesimpulan
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu
organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan
menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari
bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat
membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota
organisasi.Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang
tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh
pemimpin organisasi.Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin
dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena
dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik
lagi
No comments for "Sitem Pengawasan | FISIPOL"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan pembahasan..